A: “Mari makan, Pak.”
B: “Ya, terima kasih.”
- Setting di mana?
- Mengapa si B tidak mau ikut makan?
Inilah pentingnya ketika kita meganalisis
wacana harus mengetahui praanggapannya.
Dari percakapan tersebut, anggapannya
adalah A dan B etnis tertentu.
Perlu adanya pengetahuan mengenai
sesuatu yang menjadi kebiasaan sebuah
komunitas tertentu.
Indikator orang menawarkan makan basabasi
atau sungguhan itu apa?
A: “Mau ke mana?”
B: “Beli sabun.”
Ada suatu praanggapan bahwa si A tahu
kebiasaan si B jika ia akan membeli sabun
pergi ke warung.
Si A tahu persis kebiasaan B, sehingga
jawabannya tidak lengkap.
Seharusnya, A: “Saya akan ke warung pak
Paijo untuk membeli sabun.”
Praanggapan sangat berguna untuk
memaknai kalimat-kalimat yang tidak
berterima.
Misal:
- Kadal dapat terbang.
- Kucing bertelur.
• Secara gramatikal kedua kalimat di atas
benar, tetapi tidak berterima.
PRAANGGAPAN ITU APA?
Seperangkat anggapan yang dimiliki oleh mitra
komunikasi yang harapannya bisa dipahami.
Agar komunikasi berjalan dengan baik, maka kita
harus tahu apa yang ada di dalam benak seseorang
mengenai topik tertentu.
Ketika anggapan seseorang salah maka komunikasi
tidak berjalan komunikatif.
Praanggapan dalam setiap budaya itu berbedabeda.
Misal kata berdagang. Setiap daerah memiliki
makna yang berbeda-beda.
Cari Praanggapannya:
- Tomi melihat kerbau berkaki lima.
- Aneh kalau orang Jogja tidak suka manis.
- Tidak seperti biasanya sungai ini keruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar